Konsep Redoks



             Pengertian Reaksi Oksidasi dan Reduksi (REDOKS) dari waktu ke waktu semakin berkembang mengikuti perkembangan ilmu kimia. Sampai sekarang ada tiga pengertian tentang reaksi redoks yaitu :
                                                   
A.  Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
Pada konsep ini yang dimaksud Oksidasi adalah rekasi pengikatan antara oksigen dan dengan suatu zat.
C (s)   +   O2 (g)   =>   CO2 (g)
CH4 (g)   +   2 O2 (g)   =>   CO2 (g)   +   2 H2O (g)
       Pada reaksi diatas, C dan CH mengikat oksigen dan menghasilkan senyawa CO2  dan H2O sehingga mengalami oksidasi.

       Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengalami reaksi.
2 KClO3 (s)   =>   2 KCl (s)   +   3 O2 (g)
CuO (s)   +   H2 (g)   =>   Cu (s)   +   H2O (g)
       Pada reaksi diatas, KClO3 dan CuO melepaskan oksigen menjadi KCl dan Cu sehingga mengalami reduksi.

B.  Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Pada pembentukan senyawa ion, tampak adanya pelepasan dan penerimaan elektron. Ion positif terbentuk jika suatu atom melepaskan elektron sedangkan ion negatif terbentuk jika suatu atom menerima elektron. Peristiwa disaat suatu atom melepaskan elektron disebut oksidasi, sedangkan saat suatu atom menerima elektron disebut reduksi.
Na (s)   =>   Na+ (s)   +   e-
Cl2 (g)   +   2 e-   =>   2 Cl- (aq)
       Unsur Na melepaskan elektron yang menjadikannya mengalami reaksi oksidasi. Sedangkan Cl2 menerima 2 elektron yang menjadikannya mengalami reaksi reduksi.

C.  Berdasarkan Penambahan dan Pengurangan Bilangan Oksidasi
         Dalam konsep ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi. 
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.


       Bilangan oksidasi (Biloks) adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom dalam suatu ikatannya dengan atom lain. Dalam konsep ini muatan elektrn sebagai penentu pada penghitungan biloks. Untuk senyawa ion, suatu atom dikatakan memiliki biloks positif tergantung banyaknya elektron yang dilepaskan. Sedangkan jika suatu atom dikatakan memiliki biloks negatif tergantung banyaknya elektron yang diterima.
Contoh :
4 FeO   +   O2   =>   2 Fe2O3
Unsur Fe dalam senyawa FeO memiliki biloks (+2), sedangkan unsur Fe dalam senyawa Fe2O3 memiliki biloks (+3). Jika saat terjadi reaksi terjadi peningkatan biloks maka senyawa FeO mengalami oksidasi.

2 SO3   =>   2 SO2   +   O­2­
       Unsur S dalam senyawa SO3 memiliki biloks (+6), sedangkan dalam senyawa SO2 memiliki biloks (+4). Jika saat terjadi reaksi suatu senyawa terjadi penurunan biloks maka senyawa SO3 mengalami reduksi.

Sekian artikel yang dapat saya sampaikan. Untuk mempermudah dalam menentukan biloks pelajarilah aturan-aturan dalam menentukan bilangan oksidasi. Jika ada kesalahan mohon komentarnnya ya... Assalamu’alaikum...  

Labels: ,