Aturan Penentuan BILOKS



            Dalam penentuan biloks ada beberapa syarat dan cara yang bisa digunakan untuk mengetahui biloks suatu unsur. Biloks suatu unsure dapat berubah-ubah kecuali unsure logam. Diantara aturan-aturan penentuan biloks adalah sebagai berikut.



A.    Biloks atom dalam unsur bebas sama dengan nol.
Contoh :
H2, O2, N2, setiap atom tersebut memiliki biloks nol.

B.     Jumlah biloks semua atom dalam senyawa netral sama dengan nol.
Contoh :
1.      Dalam senyawa H2SO4 berlaku :      2 biloks H + 1 biloks S + 4 biloks O = 0
2.      Dalam senyawa H2O berlaku :          2 biloks H + 1 biloks O = 0
3.      Dalam senyawa CO2 berlaku :          1 biloks C + 2 biloks O = 0

C.    Biloks monoatom sama dengan muatan ion.
Contoh :
1.    Biloks ion K+            =      +1
2.    Biloks ion S2-                =      -2
3.    Biloks ion I-              =      -1
4.    Biloks ion Cl-            =      -1

D.    Jumlah biloks semua atom dalam ion poliatomik sama dengan muatan ionnya.
Contoh :
1.    Dalam ion NO3- berlaku :      1 biloks N + 3 biloks O = -1
2.    Dalam ion SO42- berlaku :     1 biloks S + 4 biloks O = -2
3.    Dalam ion CN- berlaku :       1 biloks C + 1 biloks N = -1

E.     Unsur nonlogam umumnya mempunyai biloks negatif (-).
Contoh :
1.    Golongan VII A (F, Cl, Br, I) memiliki biloks (-1).
2.    Golongan VI A (O, S, Se) memiliki biloks (-2).
3.    Golongan V A (N, P) memiliki biloks (-3).
4.    Golongan IV A (C) memiliki biloks (-4).

F.     Biloks oksigen (O) dalam senyawanya adalah -2, kecuali senyawa biner fluorida, peroksida, dan superoksida.
Contoh :
1.    Dalam senyawa Na2O, CO2, H2O, dan CaO biloks O adalah (-2).
2.    Dalam senyawa H2O2, Na2O2, dan KO2 biloks O adalah (-1).

G.    Biloks hidrogen (H) jika berikatan dengan nonlogam sama dengan +1.
Contoh :
1.    Biloks H pada senyawa H2O, H2SO4, dan HF adalah (+1).
2.    Biloks H pada senyawa CaH2 dan NaH adalah (-1).

H.    Biloks logam I A, II A, III A,  selalu sesuai dengan golongannya.
Contoh :
1.      Golongan I A (Li, Na, K, Rb, Cs) bilangan oksidasinya selalu (+1).
2.      Golongan II A (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) bilangan oksidasinya selalu (+2).
3.      Golongan III A (Al, Ga, In, Tl) bilangan oksidasinya selalu (+3).

I.       Biloks logam transisi dengan senyawa dapat lebih dari satu.
Contoh :
1.    Unsur Fe memiliki biloks (+3) dalam Fe2O3, memiliki biloks (+2) dalam FeO, dan seterusnya.
2.    Unsur Mn memiliki biloks (+4) dalam MnO2, memiliki biloks (+7) dalam KMnO4, dan seterusnya.

J.        Unsur yang elektronegativitasnya lebih besar memiliki biloks negatif, sedangkan unsur yang elektronegativitasnya lebih kecil memiliki biloks positif.
Contoh :
1.    Biloks O dalam senyawa F2O bernilai (+2) karena elektronegativitas kecil, sedangkan F biloks bernilai (-1) karena elektronegativitas besar. Atau kata lain F didahulukan dalam penghitungan biloks.

Sekian artikel yang dapat saya tampilkan. Mohon komentarnya jika ada yang salah ya... Assalamu’alaikum...

Labels: ,